2015: Setelah sempat terhenti selama 3 bulan sejak our last visit dengan dr Budi Wiweko di bulan Oktober 2014 yang lalu, akhirnya kami kembali memantapkan hati kami untuk memulai proses IVF kami ini di bulan Januari. Kenapa kok terhenti..? ini dikarenakan pada saat itu kami masih sibuk mengurusi tetek bengek urusan adik iparku yang menikah di bulan Desember 2014, maka kami memutuskan untuk nge-pause dulu program kami demi lancarnya proses pernikahan adik iparku, dan juga memang di bulan itu kami-pun masih disibukkan dengan rangkaian perayaan Natal. Tetapi kegiatan olah raga, akupuntur, dan pola hidup sehat tetap kami terapkan terutama menjelang menunggu si 'tamu bulanan' datang menghampiri, semua menjadi lebih intens dilakukan.
24 January 2015: Akhirnya haid yang ditunggu-tunggu keluar juga...dan inilah saatnya dimana kami harus visit dokter sebagai awal dari serangkaian IVF proses. Setelah mendaftar via telepon, kami mendapatkan urutan nomor kecil di pagi hari, kebetulan karena bukan jadwalnya dr Iko praktek, maka kami di-handle dengan dr Upik SpOG. Beliau mengatakan kondisi rahim beserta penghuninya (baca:telur-telurku) sudah siap untuk distimulasi - tidak perlu ada lagi tes-tes lain.
Kemudian kami diharuskan untuk membayar DP sebesar 50% dari total biaya IVF (ini belum termasuk biaya jika nanti kami memerlukan suntikan/treatment tambahan di luar paket). Setelah melakukan pembayaran, kami diberikan seperangkat injection tools berupa Gonal-F dosis 300iu untuk 4 hari yang akan dimulai pada tanggal 26 Januari (haid hari ke-3). Disini kami juga diajarkan bagaimana cara menyuntikkan Gonal-F tersebut. Disebutkan bahwa posisi jarum suntik harus berada sekitar 2-3 jari dibawah pusar, boleh sambil berdiri ataupun posisi tidur. Boleh suntik sendiri, atau minta tolong suami :) Kami meminta suster untuk melakukan oplosan obat tersebut, sehingga nanti tinggal kami suntikkan saja di rumah...hehehe...gak mau repot banget yach?! "Bu...Gonal ini harus disimpan dalam keadaan dingin yach..jadi ibu harus sedia cooler box untuk bawa-bawa si Gonal ini...terus nanti kalau sudah sampai dirumah, dimasukkan ke lemari es ya bu.." ujarnya. Aiiihhh....sepertinya si Gonal ini fragile sekali yah..harus dijaga dengan baik....Ya iyalah...harganya aja tau sendiri kan?! haha...ya sudah, akhirnya kami memutuskan untuk membeli cooler box di apotik klinik.
26 January 2015: Tiba saatnya kami harus memulai hari-hari kami dengan para jarum suntik ini. Dan ini adalah kali pertama aku harus menyuntikkan Gonal-F ke dalam perutku. Setelah sok jagoan merasa yakin bisa melakukan sendiri tanpa bantuan suami, begitu Gonal sudah berada di dalam suntikan dan ujung jarum sudah menyentuh kulitku, ehhhh...keberanian itu tetibaan hilang...aku tidak mampu menusukkkan jarum suntik itu ke perutku sendiri...hadehhhh melihat betapa runcingnya si jarum sudah membuat hati ini langsung jiper! akhirnya aku cuma bisa berteriak "pahh...papa...tolongin mama dong...papa aja yang suntikin, mama mendingan gak liat jarumnya deh..." hahahaha....suamiku hanya tertawa dan akhirnya dia yang menyuntikkan Gonal itu ke perutku hingga hari ke-4. Kami memilih jam 7.30PM sebagai waktu suntik karena perkiraan, kami sudah berada di rumah setelah aktivitas kantor pada jam tersebut.
30 January 2015: Saatnya untuk check-up dan bertemu dr Iko di hari ke-5 ini. Dari hasil USG dikatakan bahwa ukuran folikelnya baru berkisar antara 10-12mm dan ada 9 buah... Hari ini Gonal dinaikkan dosisnya menjadi 375iu untuk 2 hari plus ada tambahan injection lain yaitu Cetrotide
0.25mg, gunanya untuk mencegah supaya tidak terjadi ovulasi sebelum waktunya panen sel telur. Untuk cara penyuntikannya sama dengan Gonal-F; seperti biasa kami minta suster mengoplosnya untuk kami.
31 January 2015: Hari ke-6 suntik Gonal-F 375iu, dan Cetrotide. Sementara jadwal akupuntur tetap berjalan seminggu sekali.
01 February 2015: Visit dokter di hari ke-7 ini bertemu dengan dr Beelonie SpOG. Setelah dilakukan USG, ukuran folikel-folikelku berkisar max 15mm dengan total 12 buah. Hari ini Gonal kembali diturunkan ke 300iu dan ditambahkan suntikan Pergoveris 375iu, sementara Cetrotide tetap diberikan. Hari ini kami harus membeli suntikan-suntikan tambahan diluar paket kami (Gonal-F 75iu dan Centroride masing-masing 2 ampul).
02 February 2015: Hari ke-8 injection Gonal-F 300iu, Cetrotide, dan Pergoveris 375iu.
04 February 2015: Pagi-pagi sebelum berangkat ke kantor, kami mampir ke klinik mengambil sample darah untuk digunakan tes progesteron. Kirim WhatsApp ke boss, info kalau bakal datang telat. Sesampai di klinik, masih sepi jadi aku langsung dipanggil oleh petugas lab. Dia kemudian menyiapkan 1 botol kecil untuk tempat darahku. Sehabis itu, langsung aku ngacir ke kantor di-drop sama suami. Hari ini adalah hari ke-10 injection Gonal F #300; Cetrotide 0.25mg & Pregoveris 375iu.
05 February 2015: Sepulang dari kantor kami langsung menuju ke klinik untuk jadwal visit dengan dr Muharam SpOG. Sementara hasil lab progesteron kemarin adalah 1.47 (ovulation phase) -> berarti siap dipanen nih pikirku...hehehe...
Malam ini tidak terlalu lama menunggu dr Muharam walaupun pasiennya banyak sekali...karena ternyata aku masuk dalam priority karena sudah menjelang OPU. Urutan ke-3 aku dipanggil. Dengan santai aku masuk ruangan menemui beliau ditemani suami. Langsung USG dan beliau terlihat cukup serius menghitung jumlah telur dan ukurannya, sementara suster mencatat apa yang dikatakannya. Setelah selesai, aku bertanya berapa jumlah telurku dan ukurannya. Beliau dengan enteng menjawab "banyak bu...puluhan...!" kemudian aku balas dengan berkelakar "engga ratusan ya dok?!" hahahaha....kayak di iklan. Kami kemudian tertawa bersama dan beliau menginstruksikan kepada si suster untuk lakukan trigger injection Ovidrel malam ini juga jam 8.30PM --> yang berarti akan dilakukan OPU pada 36 jam kedepan.... Ovidrel ini untuk supaya telur matang sempurna dan pada saat OPU nanti sudah pecah dan siap dibuahi. Kami hanya menunggu sekitar 30 menit menuju jam 8.30PM. Hari ini sudah di-stop suntikan-suntikan lainnya dan besok aku harus melakukan Medical Check Up lengkap, seperti tertera dalam surat pengantar dokter; termasuk di dalamnya adalah tes urine lengkap, tes darah lengkap termasuk juga tes HIV, thorax, dan EKG. Lega rasanya mendengar jumlah dan ukuran telurnya mencukupi untuk lanjut ke step berikutnya. Tadi disebutkan ukurannya sekitar 22-24mm....Alleluya puji Tuhan. Terima kasih Tuhan atas berkat dan penyertaanMu sepanjang perjalanan IVF kami sampai pada hari ini. Masih ada beberapa step penting lagi setelah ini. Mohon bimbinganMu selalu Tuhan....amen.
06 February 2015: Hari ini aku sudah mulai cuti. Yippieee.... ! bangun pagi dengan semangat baru dan feel so excited menjelang OPU dan ET. Sekitar jam 11 aku berangkat ke klinik seorang diri karena suamiku masih ngantor. Aku memang tidak mau terlalu merepotkan dia dengan bermanja-manja minta dianter...jika aku masih bisa sendiri dan masih diperbolehkan oleh dokter untuk nyetir, ya kenapa musti ngerepotin suami? Sesampai disana, karena aku kebelet pipis, suster segera memberikan aku tabung penampung pipis. Kemudian aku langsung dibawa masuk ke ruang radiologi untuk foto thorax. Selesai dari situ aku lanjutkan dengan pengambilan darah. Huuuuu.....kali ini petugas lab menyiapkan 5 botol penampung darah..."iya bu...karena item yang akan dicek kan juga banyak...." begitu jawabnya saat kutanya kenapa begitu banyak botolnya. Tutup mataa!!! ga usah liat jarumnya...langsung bless....darah mengalir ke botol-botol tersebut.
Setelah pengambilan darah, aku segera digiring ke lantai 3 ke ruang EKG. Disana aku diminta menanggalkan semua pakaian atas termasuk bra, dan segala perhiasan. Kemudian dengan menggunakan baju seragam pasien, aku diminta berbaring dan kemudian suster-suster itu memasangkan kabel-kabel pada titik-titik tertentu di sekitar dada, tangan, dan kaki. Tidak lama proses EKG selesai dan aku boleh pulang. Emmhhh.... tetapi aku memutuskan untuk tidak langsung pulang, aku mau enjoy life dulu sebelum OPU besok! Akhirnya setelah mencari makan siang aku pergi ke salon langganan untuk memotong pendek rambutku. Tentu saja sudah ijin sama suami soal rencana ini; kalau engga, dia bisa ngomel. Pokoknya aku sudah dipesannya tidak boleh potong terlalu pendek. hahahahaa.... Sesampainya di salon aku bertemu dengan hair stylist-ku mas Ivan. Dia agak nggak percaya aku mau potong rada pendek sebab aku tidak pernah mau dipotong pendek. Sebenarnya aku punya alasan yang cukup kuat soal ini, karena aku berpikir aku akan diharuskan banyak istirahat tidak boleh terlalu capek dan lain sebagainya. Nahhh...kalau rambutku masih panjang, ngerawatnya aja udah bikin aku kewalahan....pada saat keramas, pada saat mengeringkannya, kasih tonic dll...kalau pendek kan keramas juga gampang...hehehehe ga ribet lah pokoknya :)
Akhirnya selesai juga urusan rambut dan aku mengarahkan mobilku menuju rumah.....
to be continued....
05 February 2015: Sepulang dari kantor kami langsung menuju ke klinik untuk jadwal visit dengan dr Muharam SpOG. Sementara hasil lab progesteron kemarin adalah 1.47 (ovulation phase) -> berarti siap dipanen nih pikirku...hehehe...
Malam ini tidak terlalu lama menunggu dr Muharam walaupun pasiennya banyak sekali...karena ternyata aku masuk dalam priority karena sudah menjelang OPU. Urutan ke-3 aku dipanggil. Dengan santai aku masuk ruangan menemui beliau ditemani suami. Langsung USG dan beliau terlihat cukup serius menghitung jumlah telur dan ukurannya, sementara suster mencatat apa yang dikatakannya. Setelah selesai, aku bertanya berapa jumlah telurku dan ukurannya. Beliau dengan enteng menjawab "banyak bu...puluhan...!" kemudian aku balas dengan berkelakar "engga ratusan ya dok?!" hahahaha....kayak di iklan. Kami kemudian tertawa bersama dan beliau menginstruksikan kepada si suster untuk lakukan trigger injection Ovidrel malam ini juga jam 8.30PM --> yang berarti akan dilakukan OPU pada 36 jam kedepan.... Ovidrel ini untuk supaya telur matang sempurna dan pada saat OPU nanti sudah pecah dan siap dibuahi. Kami hanya menunggu sekitar 30 menit menuju jam 8.30PM. Hari ini sudah di-stop suntikan-suntikan lainnya dan besok aku harus melakukan Medical Check Up lengkap, seperti tertera dalam surat pengantar dokter; termasuk di dalamnya adalah tes urine lengkap, tes darah lengkap termasuk juga tes HIV, thorax, dan EKG. Lega rasanya mendengar jumlah dan ukuran telurnya mencukupi untuk lanjut ke step berikutnya. Tadi disebutkan ukurannya sekitar 22-24mm....Alleluya puji Tuhan. Terima kasih Tuhan atas berkat dan penyertaanMu sepanjang perjalanan IVF kami sampai pada hari ini. Masih ada beberapa step penting lagi setelah ini. Mohon bimbinganMu selalu Tuhan....amen.
06 February 2015: Hari ini aku sudah mulai cuti. Yippieee.... ! bangun pagi dengan semangat baru dan feel so excited menjelang OPU dan ET. Sekitar jam 11 aku berangkat ke klinik seorang diri karena suamiku masih ngantor. Aku memang tidak mau terlalu merepotkan dia dengan bermanja-manja minta dianter...jika aku masih bisa sendiri dan masih diperbolehkan oleh dokter untuk nyetir, ya kenapa musti ngerepotin suami? Sesampai disana, karena aku kebelet pipis, suster segera memberikan aku tabung penampung pipis. Kemudian aku langsung dibawa masuk ke ruang radiologi untuk foto thorax. Selesai dari situ aku lanjutkan dengan pengambilan darah. Huuuuu.....kali ini petugas lab menyiapkan 5 botol penampung darah..."iya bu...karena item yang akan dicek kan juga banyak...." begitu jawabnya saat kutanya kenapa begitu banyak botolnya. Tutup mataa!!! ga usah liat jarumnya...langsung bless....darah mengalir ke botol-botol tersebut.
Setelah pengambilan darah, aku segera digiring ke lantai 3 ke ruang EKG. Disana aku diminta menanggalkan semua pakaian atas termasuk bra, dan segala perhiasan. Kemudian dengan menggunakan baju seragam pasien, aku diminta berbaring dan kemudian suster-suster itu memasangkan kabel-kabel pada titik-titik tertentu di sekitar dada, tangan, dan kaki. Tidak lama proses EKG selesai dan aku boleh pulang. Emmhhh.... tetapi aku memutuskan untuk tidak langsung pulang, aku mau enjoy life dulu sebelum OPU besok! Akhirnya setelah mencari makan siang aku pergi ke salon langganan untuk memotong pendek rambutku. Tentu saja sudah ijin sama suami soal rencana ini; kalau engga, dia bisa ngomel. Pokoknya aku sudah dipesannya tidak boleh potong terlalu pendek. hahahahaa.... Sesampainya di salon aku bertemu dengan hair stylist-ku mas Ivan. Dia agak nggak percaya aku mau potong rada pendek sebab aku tidak pernah mau dipotong pendek. Sebenarnya aku punya alasan yang cukup kuat soal ini, karena aku berpikir aku akan diharuskan banyak istirahat tidak boleh terlalu capek dan lain sebagainya. Nahhh...kalau rambutku masih panjang, ngerawatnya aja udah bikin aku kewalahan....pada saat keramas, pada saat mengeringkannya, kasih tonic dll...kalau pendek kan keramas juga gampang...hehehehe ga ribet lah pokoknya :)
Akhirnya selesai juga urusan rambut dan aku mengarahkan mobilku menuju rumah.....
to be continued....

No comments:
Post a Comment